Tetap Setia Setelah Ramadhan

 

Kiat Agar Senantiasa Tetap Dalam Kebaikan

Segala puji bagi Allah Rabb semesta alam. Sholawat dan salam kepada utusan yang paling mulia dan penutup para nabi, Muhammad SAW. Amma ba’du.
Ramadhan telah meninggalkan kita semua setelah ia menjadi tamu yang mulia dan sangat berharga bagi kita selama kurang lebih 30 hari lamanya. Akan tetapi apakah Ramadhan meninggalkan kita dalam keadaan ridha ataukah ia pergi dengan menangis karena rugi melihat keadaan kita. Kita memohon kepada Allah agar Dia menerima amalan kita karena Dia telah menyampaikan kita kepada Ramadhan dan menetapkan shiyamnya, sholatnya, serta tilawatil Qur’an pada malam dan siangnya.
Pembahasan kita pada kali ini adalah tentang apa yang terjadi pada kita setelah Ramadhan. Apakah kita senantiasa berada dalam ketaatan ataukah kita sebaliknya. Maka dari itu ada beberapa hal yang harus Anda ketahui dan perhatikan secara baik poin-poin berikut ini :
1. Janganlah kamu menjadi seperti seorang perempuan pemintal yang menguraikan benangnya.
Apa yang Anda katakan bagi seorang perempuan yang duduk sebulan penuh membuat pakaian dari wool/bulu domba dengan pemintal, kemudian sampai pada saat pintalan itu hampir selesai ia menguraikan semua yang telah ia kerjakan...???
Inilah perumpamaan yang menggambarkan keadaan sebagian dari kita. Selama sebulan ia tidak pernah melakukan maksiat dan dosa-dosa. Ia senantiasa mengerjakan sholat, puasa, tahajjud, khusyu’, menangis, berdoa, merendahkan diri, dan dengan Ramadhan pula ia telah menjadikan sempurna tenunan ibadahnya. Akan tetapi ia menguraikan semua tenunan ibadahnya pada detik-detik terakhir Ramadhan. Mengapa hal itu bisa terjadi pada sebagian besar dari kita ??
2. Waspadalah terhadap syaitan
Ialah musuh yang senantiasa membuat lalai banyak manusia tanpa perhitungan meskipun kita telah mengetahui akan permusuhannya kepada kita dan apa yang ia inginkan dari kita. Sepatah kata yang ingin saya ungkapkan bagi diri saya dan Anda sekalian, bukankah ini adalah suatu aib, para syaitan senantiasa merancang dan membuat tujuan untuk membodohi kita. Mereka memiliki risalah yakni memasukkan kita ke dalam neraka, mereka juga mempunyai tujuan-tujuan yang jelas bagi risalahnya yaitu menjadikan kita senantiasa berkubang dalam kemaksiatan dan dosa yang mana hal tersebut adalah penyebab masuknya kita ke dalam neraka. Sedangkan kita, apa risalah kita dalam hidup...? Apa tujuan kita...? Apa kewajiban kita terhadap dien kita...? Ataukah kita ini hidup hanya untuk makan dan minum.
Syaitan senantiasa berkuat hati untuk mencapai tujuannya yaitu menjatuhkan kita dalam kemaksiatan. Hal pertama yang ia lakukan pada hari pertama setelah Ramadhan adalah menjatuhkan ke dalam maksiat dan maksiat. Bukanlah suatu hal yang mudah bagi para syaitan agar semua yang telah kita lakukan di dalam bulan Ramadhan dari berbagai macam ketaatan menjadi hancur. Namun akankah kita menjadi orang-orang yang menyerahkan diri kepadanya.
Di sini saya ingin menunjukkan kepada Anda sekalian bahwasannya syaitan mempunyai dua rencana untuk kita. Yang pertama adalah sebelum Ramadhan dan yang kedua adalah sesudahnya. Adapun yang sebelum Ramadhan terjadi pada bulan Sya’ban dan yang kedua terjadi pada bulan Syawal. Pada bulan Sya’ban syaitan berusaha sekuat tenaga agar kita melakukan kemaksiatan sebesar mungkin sebelum memasuki bulan Ramadhan. Maka ketika Ramadhan tiba, kita telah berada dalam kemaksiatan yang berpengaruh terhadap diri kita sepanjang bulan sampai ketika kita telah berkelana selama Ramadhan, syaitan pun telah siap menyambut dengan maksiat yang lain dan seterusnyadan seterusnya.
Rasulullah SAW mempunyai contoh yang baik agar terbebas dari program & rencana syaitan ini. Beliau telah mengabarkan dan menganjurkan kita agar memperhatikan bulan Sya’ban, maka beliau bersabda, "Itulah bulan yang dapat melalaikan kebanyakan manusia." Beliau juga memerintahkan kita untuk berpuasa beberapa hari di dalamnya sebagai persiapan untuk Ramadhan dan mengingatkan akan keutamaan puasa serta membiasakan diri untuknya. Kemudian Rasulullah juga memerintahkan untuk berpuasa 6 hari di bulan Syawal sekaligus mengabarkan bahwasannya Alloh akan memberi pahala, sebagaimana sabdanya, "Barangsiapa yang berpuasa Ramadhan kemudian ia ikuti dengan 6 hari di bulan Syawal, maka seakan dia berpuasa setahun penuh."
Untuk apa semua ini ?
Yang pertama adalah agar kita tetap berada dalam ketaatan dan yang kedua adalah agar kita mampu menghadapi rencana dan program syaitan pada bulan setelah Ramadhan.
Lima (5) hal yang dapat membantu menguatkan kadar imanmu
Diantara beberapa hal yang menyejukkan pandangan dan menggembirakan hati, serta melapangkan dada pada bulan Ramadhan yakni pemandangan masjid yang senantiasa penuh dengan orang-orang yang mengerjakan sholat 5 waktu. Pandangan mata senantiasa tertuju pada orang yang ruku’dan sujud, serta mereka yang berdoa dengan sepenuh hati ataupun yang sedang membaca Al Qur’an. Engkau mendapatkan di dalamnya penuh dengan kesungguhan, kemauan, dan berbagai macam aktifitas. Akan tetapi ketika hari-hari pertama Idul Fitri yang terjadi adalah kelesuan, kemalasan, dan kelemahan. Diantara kita ada yang ketinggalan sholat jama’ah, ada pula yang meletakkan mushafnya di rak untuk Ramadhan yang akan datang. Lantas..?? Apa yang hendak kita perbuat untuk menjaga kesungguhan ini..???
Di sini kita harus sepakat untuk memegang teguh 5 hal yang harus dikerjakan setelah Ramadhan dan kita tidak boleh lalai apapun itu alasannya.
1. Menjaga sholat 5 waktu berjama’ah dan terkhusus sholat Shubuh.
Selama bulan Ramadhan kita mampu melaksanakan sholat berjama’ah di masjid dan kita juga mampu melaksanakan sholat Shubuh setiap hari, maka kita juga harus menjaga sholat 5 waktu di masjid setelah Ramadhan. Ingat, jangan sampai Anda menundanya dan jangan Anda membiarkan dan memberikan waktu bagi syaitan mengambil alih hal itu.
2. Al Qur’an
Janganlah engkau menjadi seseorang yang hanya membaca Al Qur’an di bulan Ramadhan. Karena Al Qur’an diturunkan agar kita membacanya di bulan Ramadhan dan selain Ramadhan. Anda bisa membacanya setiap hari satu, dua, atau tiga juz. Bersungguh-sungguhlah Anda akan hal itu dan berilah waktu khusus baginya. Jadikanlah diri Anda senantiasa membaca Al Qur’an walaupun satu halaman setiap harinya dan syaitan akan berpikir bahwasannya Anda benar-benar telah berubah.
3. Dzikrulloh
Bersungguh-sungguhlah setelah Ramadhan untuk menjaga dzikir-dzikir pagi dan sore, sebelum tidur dan sesudahnya, keluar rumah, dan lain sebagainya. Sibukkanlah waktu luangmu, pada saat bekerja, ataupun ketika berangkat bekerja dengan dzikir kepada Allah.
4. Memilih teman yang baik
Carilah teman yang bisa membantu Anda untuk senantiasa taat kepada Allah. Teman-teman akrab pada hari itu sebagiannya menjadi musuh bagi sebagian yang lain kecuali orang-orang yang bertakwa. Seorang mukmin bagi mukmin yang lain layaknya sebuah bangunan yang menguatkan satu sama lain. Oleh karena itu carilah teman yang jikalau melihat maksiat daripadamu, ia akan segera mengingatkan dan menunjukkanmu kepada jalan kebaikan.
5. Doa
"Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang aku, Maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku..." (Al Baqarah : 186)
"Dan Tuhanmu berfirman: "Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu..." (Ghofir : 60)
"Barangsiapa yang tidak meminta kepada Allah, maka Dia akan murka kepadanya."
Masih banyak lagi ayat-ayat dan hadist-hadist tentang keutamaan doa dan kedudukannya, maka jagalah doa setelah Ramadhan. Kita semua adalah fakir di hadapan Allah dan Dialah Maha Kaya lagi Maha Terpuji.
Berilah waktu khusus untuk berdoa setiap hari walaupun hanya dua menit setelah sholat dan yang terpenting adalah jangan sampai hari Anda berlalu tanpa memohon dan meminta kepada Allah agar senantiasa berada dalam ketaatan kepada-Nya. Begitu juga jangan Anda menahan diri dari qiyamul lail meskipun hanya satu hari dalam seminggu. Puasa juga, di sana ada puasa Senin dan Kamis, Ayyamul bidh pada tiap bulan hijriah. Pilihlah untuk diri Anda apa yang bisa dilakukan dari berbagai macam ibadah-ibadah. Dan yang terpenting adalah terjadinya perubahan dalam kehidupan Anda setelah Ramadhan kepada hal yang lebih baik.
3. Ramadhan adalah titik permulaan bukan titik penghabisan
Bulan Ramadhan adalah kesempatan untuk perubahan dan kesempatan untuk meningkatkan ketrampilan. Di bulan Ramadhan kita belajar mengatur waktu makan pada waktu yang telah ditentukan dan berhenti darinya pada waktu yang telah ditentukan. Kita juga belajar seni menimbang. Pada bulan Ramadhan kita menyeimbangkan antara konsumsi ruh dan konsumsi badan. Akan tetapi pada bulan-bulan selainnya kita hanya memperhatikan konsumsi badan dan mengabaikan konsumsi ruh, maka yang terjadi adalah kemalasan, kelesuan, dan tidak ada semangat ibadah. Pada bulan Ramadhan fokus kita terhadap konsumsi ruh bertambah seperti dzikir, qiyamul lail, dan tilawatil Qur’an. Maka dari itu ruh kita menjadi giat, dan apabila ruh telah menjadi giat, maka tubuh pun akan mampu melaksanakan ketaatan dan terus menambahnya.
Dari Ramadhan kita juga belajar kesabaran, murah hati, dan berbuat itsar terhadap orang lain. Kita duduk bersanding di meja makan dengan saudara-saudara kita pada saat berbuka puasa. Sebelum menyantap kurma, kita melihat terlebih dahulu terhadap teman di samping kita. Apabila di depannya tidak terdapat kurma, maka kita lebih mengutamakan teman kita daripada diri sendiri dan lain sebagainya. Lalu mengapa setelah Ramadhan kita meninggalkan semua ini...???? Perumpamaannya adalah seperti seorang pemuda yang memiliki sebuah mobil yang rusak, lalu mobil itu dimasukkan ke bengkel untuk diperbaiki kerusakannya. Setelah perbaikan mobil selesai sebagaimana mestinya dan mengisinya dengan bensin, kemudian mobil tersebut ia masukkan ke dalam garasi dan tidak ia gunakan lagi...apakah ini hal yang wajar ?? Padahal mobil tersebut mampu untuk kembali melaju dengan kencang dan kuat, namun ia hanya meninggalkannya dan tidak menggunakannya setelah ia perbaiki.
Inilah keadaan setelah Ramadhan. Setelah sempurna mengisi baterai iman dalam diri kita dan kita mampu untuk berjalan di atas jalan hidayah dan iman, kemudian kita malah berhenti dan mengabaikan diri kita. Berdamai dengan para syaitan dan hanya fokus dengan badan kita akan tetapi tidak terhadap ruh dan badan secara bersama-sama. Ya Allah, wahai Dzat yang membolak-balikkan hati...tetapkanlah hati kita atas dien-Mu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

komentar Anda sangat bermanfaat bagi kami