Hati-hati Menggunakan Obat Tradisional

Tapak Dara
Tren penggunaan obat tradisional saat ini semakin berkibar. Ia datang bagaikan jawaban atas semua penyakit kronis yang tidak dapat diobati secar medis. Klinik-klinik pengobatan tradisional pun tumbuh subur dimana-mana. Informasi mengenai suatu tanaman tertentu dengan berbagai khasiatnya menyebar dengan cepat. Hampir setiap tahun rasanya ada saja sumber obat-obatan baru yang di ekspos di media massa. Khasiat nya di uraikan dengan detil lengkap dengan kesaksian dari pada pasien yang berhasil sembuh.
Beberapa diantara nya adalah :



1. Buah Mengkudu atau Pace
Buah berbau busuk ini di percaya dapat mengobati bermacam penyakit diantaranya adalah tekanan darah tinggi, stroke, diabetes, dll. Hasil penelitian para ahli memang menunjukan adanya zat-zat yang berguna untuk kesehatan manusia
2. Buah Merah (Pandanus Conoideus)
Adakah tanaman asli papua yang menyerupai pandan. Buahnya yang berwarna merah di percaya dapat mengobati berbagai macam penyakit, seperti Diabetes, asam urat, kanker, darah tinggi, dan stroke
3. Mahkota Dewa
Buah mahkota dewa yang dikeringkan, di yakini dapat mengobati berbagai macam penyakit seperti kanker, diabetes dan Darah Tinggi.
4.
Sirih Merah
Beberapa tahun lalu ramai di beritakan khasiat sirih merah, maka ramai-ramai orang memburu tanaman ini. Harga di tukang tanaman hias pun melonjak tajam. Untuk harga satu pot kecil yang biasanya hanya berharga Ro.15.000 melonjak menjadi Rp.75.000 per pot nya. Produksi aneka minuman kesehatan berbasis sirih merah pun marak beredar. Khasiat utamanya yaitu dapat mengobati diabetes, asam urat, hipertensi dan maag
5. Daun Sirsak
Rebusan daun sirsak dapat mengobati penyakit kanker. Dari hasil penelitian terungkap bahwa kandungan zat acetogenins dalam daun sirsak di yakini dapat berperan sebagai kemoterapi untuk penderita kanker (Majalah Trubus, Mei,2011)

Muncul nya obat-obatan yang berasal dari tanaman, buah-buahan dan daun yang berkhasiat obat ini merupakan berita baik bagi kita semua. Ditengah melambungnya harga obat, herbal alami merupakan solusi yang diharapkan dapat mengatasi semua masalah kesehatan.

Namun kemunculan bahan-bahan obat ini sayang nya seperti tren sesaat. Ketika Pace atau mengkudu di kabarkan berkhasiat obat, maka ramai-ramai orang menanam pace. Bahkan ada sebuah perusahaan yang khusus mengolah buah pace menjadi minuman kesehatan ataupun extrac yang dibungkus dalam kapsul. 

Selain itu penggunaannya pun meluas di masyarakat. Namun kemudian gaung nya hilang begitu saja, sejalan dengan muncul nya ikon baru yaitu mahkota dewa,lalu muncul lagi, buah merah, sarang semut, sirih merah dan lain-lain. Disaat sirih merah sedang berjaya, muncul lagi Daun sirsak.

Ramai nya pemberitaan media tentang daun sirsak ini tak urung membuat kehebohan tersendiri di masyarakat. Majalah Trubus, sabagai salah satu majalah yang sering mengupas masalah obat tradisional pun mengalaminya. Edisi yang mengupas masalah khasiat daun sirsak harga nya melonjak tajam. Harga eceran majalah yang Rp.30,.000 melonjak di tingkat pengecer sampai dengan harga Rp.60.000.

Para pedagang tanaman pun tidak mau ketingglan memanfaatkan momen ini. Pemberitaan yang meluas mengenai khasiat daun sirsak membuat pohon sirsak menjadi komoditi yang menguntungkan. Pohon sirsak saat ini dengan mudah kita temui di tukang-tukang penjual tanaman hias, Tren pasar seperti ini sudah diantisipasi oleh para pedagang. Ramai-ramai para pedagang mulai menanam biji-biji sirsak dalam polybag.

Khasiat dan Efek samping
Penggunaan bahan alami sering dianggap tidak berbahaya. Padahal kandungan bahan yang ada dalam bahan-bahan herbal pun dalam tingkatan tertentu dapat membahayakan kesehatan. Dalam satu bahan alami tanaman terkandung bermacam-macam zat. Tidak semua zat-zat tersebut berpengaruh baik bagi penderita. 

Untuk itu penggunaan bahan-bahan alami biasanya tidak pernah di gunakan tunggal. Panggunaan beberapa macam bahan ramuan di tujukan untuk menetralisir bahan yang tidak diperlukan. Penambahan beberapa bahan lain juga ditujukan untuk memperkuat fungsi ramuan yang dibuat.

Penggunaan bahan-bahan alami secara serampangan dapat menyebabkan gangguan kesehatan lainnya. Gangguan kesehatan bisa berupa pusing, diare, pingsan, muntah darah sampai kerusakan ginjal. Seorang tetangga, beberapa tahun lalu setiap hari mengkonsumsi rebusan kumis kucing dan daun alpukat. Tujuan awalnya untuk mengobati sakit pinggang yang dideritanya. Rebusan di minum tanpa aturan yang jelas, satu hari bisa beberapa kali, jumlah daun yang direbus pun tidak memakai aturan. Alhasil, sakit pinggang nya memang sembuh tapi ginjal nya rusak parah.

Pengetahuan yang pas-pasan tentang pengobatan herbal tak menyurutkan masyarakat untuk menjadi “dokter” bagi dirinya sendiri. Sesungguhnya ada perbedan yang tipis antara obat dan racun. Dosis yang tepat bisa menjadi obat, dosis berlebihan dapat menjadi racun. Penggunaan bahan-bahan alami hendaknya kita gunakan dengan bijak sesuai dengan takaran yang sesuai.

Berapa takaran atau dosis yang sesuai, kita perlu menanyakan pada para ahli di bidang ini. Para herbalis tentu akan dapat mengetahui dosis yang mendekati pas untuk para penderita. Profesi Herbalis yang didukung dengan pengetahuan ilmiah dan pengalaman empiris tentu sangat kita butuhkan saat ini.

Seorang herbalis biasanya akan memeriksa dengan teliti kondisi pasien sebelum memberikan dosis tertentu. Tak heran jika antara pasien yang satu dengan pasien yang lain dosis yang diberikan pun akan berbeda walaupun diagnosa penyakitnya sama. Kesulitan utama penentuan dosis untuk obat-obatan herbal adalah karena tidak adanya standar baku untuk bahan-bahan obat. Rebusan dalam bentuk daun segar tentu akan berbeda dengan rebusan daun dalam kondisi kering. Demikian pula umur tanaman, daun yang muda atau daun yang tua, cara perebusan dan lain sebagai nya. Kesemuanya ini berpengaruh terhadap zat aktif dalam bahan yang di harapkan dapat menyembuh kan penyakit.

Penentuan dosis, baru didasarkan pada pengalaman pribadi maupun orang lain, dan studi kasus dari pasien yang pernah di tangani. Menurut cerita salah seorang tetua di kampungku,obat herbal biasa nya berjumlah tujuh, atau kelipatannya. Tujuh merujuk pada kata pitu,yang bisa berarti pitulung atau pertolongan. Jumlah-jumlah ganjil dari mulai 3 lembar, 5,7, 9 seringkali juga digunakan. Demikian pula campuran nya. Jumlah campuran bahan biasanya berjumlah ganjil. Tentu saja ini tidak dapat dijadikan patokan.

Indonesia kaya akan bahan-bahan alami berkhasiat obat. Perlu adanya upaya melestarikan, membudidayakan dan menstandarisasikan kualitasnya. Penelitian mengenai bahan-bahan yang terkandung dalam suatu buah,akar ataupun daun perlu di dokumentasikan. Data-data ini nantinya dapat digunakan sebagi dasar penetapan standar baku mutu obat-obatan tradisional.

Kedepan sudah saatnya kita mempunyai standar baku obat-obatan tradisional. Bahan herbal yang terstandar akan memudahkan para herbalis maupun dokter menentukan dosis yang paling pas sesuai dengan kebutuhan pasien. Sekali lagi obat tradisional memang relative aman dari efek samping, namun bukan berarti tidak ada. Penggunaan obat-obatan herbal secara serampangan di khawatirkan dapat menyebabkan gangguan kesehatan. Bijaksanalah menggunakan obat,baik medis maupun herbal.

JIka sahabat blogger ingin berkonsultasi  silahkan  call 085247298457. Ilmu yang kami punya ingin kami jadikan manfaat buat Anda. Salam Sukses Mulia Dunia Akhirat Sahabatku...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

komentar Anda sangat bermanfaat bagi kami