Sehat dengan Akupunktur


Akupunktur Kecantikan
Sejarah Akupunktur

Akupunktur mulai berkembang di Cina sejak 700 tahun sebelum Masehi. Ilmu Akupunktur berkembang dari waktu ke waktu. Jarum akupunktur semula menggunakan batu. Selanjutnya jarum akupunktur berkembang/ merubah menjadi bambu, tulang dan perunggu.
Seorang pangeran saat itu (bernama Hao) disembuhkan dari ketidaksadarannya oleh ahli akupunktur (bernama Pien Cie) menggunakan jarum perunggu. Jarum akupunktur dari batu (ukuran 4,5 cun) yang berasal dari jaman pernah ditemukan di Duolon County Mongolia.

Pada Dinasti Han (206 Sebelum Masehi- 24 setelah Masehi), jarum menggunakan besi (metal). Pada jaman ini dikenal 9 macam jarum berbagai ukuran dan untuk berbagai kegunaan.

Setelah Perang Candu (1840) sampai tahun 1911, pengobatan akupunktur mendapat tekanan dan Pengobatan cara Barat mulai masuk ke Cina. Tahun 1914 pemerintah masih membatasi pengobatan tradisional dan membatasi pengembangan akupunktur.

Tahun 1899, Liu Zhongheng menjelaskan teori akupunktur secara teori Pengobatan Barat. Tahun 1934 Tang Shicheng memulai penggunaan elektro-akupunktur di Cina.

Tahun 1944 setelah Mao Zedong berbicara di Gabungan Pekerja Budaya, banyak dokter yang pernah belajar di Barat mulai mempelajari dan melakukan riset atas akupunktur. Akupunktur juga menyebar di dunia militer.

Pada bulan April 1945 sebuah klinik akupunktur dibuka di International Peace Hospital. Mulai tahun 1950 dikembangkan indikasi klinis dan akupunktur digunakan secara metode modern. Sejak tahun 1955 akupunktur dimasukkan dalam kurikulum di Sekolah Kedokteran Barat.

Tahun 1960 akupunktur dikembangkan akupunktur untuk anestesi. Selain itu juga dilakukan penelitian efek akupunktur terhadap fungsi pada sistem tubuh dan pada organ.

Sejak tahun 1970an penelitan telah dilakukan atas mekanisme akupunktur-anestesi dan akupunktur-analgesi (berhubungan dengan nyeri) dari sudut pandang bedah, ilmu anestesi, neuro-anatomi, kimia-sel, ilmu fisiologi, biokimia, psikologi dan elektro-medis.

Pada abad keenam akupunktur mulai dikenalkan di Korea. Abad ketujuh Pemerintah Jepang mengirim dokter- dokternya ke Cina untuk mempelajari akupunktur. Pada abad keempat belas ahli akupunktur Cina menyebarkan akupunktur ke Vietnam dan pada abad keenam belas akupunktur menyebar ke Eropa.

Tahun 1950, Cina mengajarkan akupunktur ke Uni Soviet dan negara Eropa Timur.

Pandangan Secara Kedokteran

Titik Akupunktur berbeda dengan Titik Non-Akupunktur dalam struktur anatomi dan histologi, fenomena khas dan efek rangsang.
I. PENELITIAN ATAS STRUKTUR ANATOMI DAN HISTOLOGI TITIK AKUPUNKTUR :
1. Akhiran saraf pada titik akupunktur lebih padat.
Kellner (1965) melakukan 12.000 mikroseksi (pemotongan secara mikroskopis) pada 11 titik akupunktur mendapatkan : pada titik Akupunktur satu reseptor untuk 2,80 mm2, dan lokasi bukan titik akupunktur satu reseptor untuk 12,83 mm2.
2. Titik akupunktur terletak pada area kaya saraf superfisial.
Tahun 1976 Gunn et al meneliti 70 titik akupunktur, ditemukan :
  • 47 titik terletak pada titik motorik (Tipe I),
  • 11 titik terletak di garis sagital, pertemuan saraf superfisial kedua belah tubuh (Tipe II),
  • 12 terletak pada pleksus saraf atau saraf kutaneus superfisial (Tipe III)
Tahun 1977 Gunn et al menemukan titik akupunktur terletak di atas otot tendon (Tipe IV)
3. Fan et al (1990) dengan mikroskop elektron pada pembesaran 20.000 kali mendapatkan celah antar sel (gap junction) di epidermis pada lokasi titik akupunktur dua kali lebih banyak dibanding lokasi bukan akupunktur.
4. Croley dan Carlson (1991) mendapatkan papila dermis pada lokasi titik akupunktur dua kali lebih banyak.
5. Kawakita (1993): reseptor rangsang akuunktur mekanis maupun termis adalah sama yaitu reseptor polimodal, yang merupakan akhiran saraf bebas yang teranyam dari saraf sensorik tak bermielin (serabut C), saraf sensorik kecil bermielin (serabut A-delta) dan saraf sensorik besar bermielin (serabut A-beta).
6. Dung (1984) menunjukkan beberapa kriteria anatomis titik akupunktur, sebagai berikut :
  • Selalu berkaitan dengan saraf kutaneus atau saraf otot, besarnya serabut saraf menentukan kepekaan.
  • Lebih banyak berada di sepanjang saraf superfisial dibanding pada saraf yang lebih dalam.
  • Berada di lokasi serabut saraf menembus fascia dalam (deep fascia) yang timbul dekat ke permukaan.
  • Terletak pada foramen tulang
  • Terletak di lokasi batang saraf masuk dalam otot terdiri dari serabut aferen (sensorik), serabut saraf eferen (motorik) dan serabut saraf simpatis.
  • Terletak di mana pembuluh darah, arteri dan vena bersama- sama batang saraf membentuk kesatuan neurovakular saat masuk ke dalam otot.
  • Terkait dengan batang saraf yang mengandung serabut sensorik dengan reseptor sensorik yang melekat pada pembuluh darah, serabut otot, tendon dan kulit.
  • Terletak pada lokasi batang saraf besar bercabang menjadi dua atau lebih.
  • Merupakan lokasi yang peka rangsang pada struktur ligamen.
  • Terletak sepanjang sutura kranium.
II. FENOMENA KHAS PADA TITIK AKUPUNKTUR :
Fenomena nyeri tekan
  1. Fenomena kelistrikan
  2. Fenomena kepekaan termis
  3. Fenomena migrasi isotop
  4. Fenomena metabolisme sel
III.EFEK RANGSANG :
1. Reaksi Lokal (Regional)
  • Refleks jaringan
  • Refleks akson- asonik
  • Arus listrik dari pelukaan
2. Reaksi Segmental
  • Pain dan hyperalgesia
  • Hypertonic muscles
  • Autonomic symptoms
3. Reaksi Sentral (Sistemik/ Umum)
  • Efek analgetik
  • Efek regulasi


CARA KERJA AKUPUNKTUR :
Penusukan titik akupunktur akan memberikan efek pada tempat perangsangan maupun di tempat yang jauh dari tempat perangsangan melalui jalur persarafan (saraf tepi dan pusat), neurohumoral dan meridian.

EFEK SAMPING :
Akupunktur relatif tidak menimbulkan efek samping. Efek samping akupunktur sangat minimal. Efek samping yang jarang terjadi adalah hematom (bengkak ringan) terjadi hanya dibawah 5%, dan nyeri di tempat penusukan (tergantung dari sensitifitas seseorang).
Rasa nyeri, sedikit ngilu/ pegal pada umumnya tidak berarti, sebagai tanda terangsangnya sistem persarafan
Jarum yang digunakan adalah jarum akupunktur yang sekali pakai untuk menghindari infeksi dan penularan penyakit.
LAMA TERAPI AKUPUNKTUR :
Untuk hasil yang optimal, akupunktur umumnya dilakukan 2 kali seminggu (tergantung keadaan penyakit) sampai mencapai hasil yang diinginkan. Pengobatan dilakukan satu seri, yaitu 12 kali pengobatan.
Jika diperlukan dapat dilanjutkan dengan seri berikutnya. Pengobatan seri berikutnya dilakukan setelah interval beberapa hari.

AKUPUNKTUR TIDAK MENIMBULKAN KETAGIHAN :
Akupunktur tidak menimbulkan ketagihan namun beberapa pasien merasakan adanya rasa enak pada tubuh setelah tindakan akupunktur sehingga timbul keinginan dilakukan akupunktur lagi. Apabila akupunktur dihentikan tidak terjadi reaksi yang merugikan tubuh.

Kegunaan Akupunktur

Akupunktur dapat digunakan untuk pengobatan berbagai penyakit (baik secara tersendiri maupun bersama terapi lain) dan dapat digunakan untuk estetika medik (meremajakan dan mengembalikan vitalitas organ tubuh).
Beberapa conoh penyakit yang biasa diterapi dengan akupunktur :
  • Keadaan nyeri : nyeri kepala, nyeri bahu, nyeri lambung, nyeri lutut, nyeri tumit, nyeri karena herpes, dst.
  • Kelainan fungsional : asma, alergi, susah tidur, mual pada kehamilan, impotensi, memperbanyak ASI, dst.
  • Kelainan saraf : kelumpuhan wajah, kelumpuhan anggota gerak, kesemutan, dst.
  • Keadaan lainnya seperti : Ketergantungan rokok, peningkatan stamina tubuh, penurunan kadar gula darah.
Selain untuk pengobatan penyakit, juga bisa untuk Estetika / Kecantikan seperti :
  • Menguruskan/ menggemukan badan
  • Mengencangkan
  • Menghilangkan kerutan/ keriput di wajah
  • Kantong mata/ lingkaran hitam di bawah mata
  • Jerawat
  • Flek pada wajah
  • Rambut rontok
  • dll



https://www.facebook.com/KedokteranIslam
Alamat Akupunkturis di Balikpapan
Jl.Mulawarman RT 26 Kel.Teritip, 76118 Gn.Tembak Balikpapan. Kalimantan Timur
085247298457

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

komentar Anda sangat bermanfaat bagi kami