“Kesehatan itu bermula dari
kemauan diri berhenti makan sebelum kenyang”(Al-Alim Al-Faqih Al-Habib Zen
bin Smith)
Alhamdulillah kita masih
dipertemukan pada Ramadhan 1437 H ini. 16 puasa telah berlalu dan 14 puasa berikutnya
akan kita lewati ke depan, memaksimalkan ibadah untuk meraih ampunan dan
hidayah untuk kemenangan dihari nan
fitri kelak, in sya Allah. Seperti pada paragraf awal, dalam Al-Quran surah
Al-A’raf ayat ke 31 pun terdapat kalimat “Dan makan dan minumlah kamu, dan
jangan berlebih-lebihan” memberi isyarat pada manusia bahwa ada hal besar dalam
perintah Allah yang mesti ditaati khususnya hal yang berkaitan dengan
mengontrol hawa nafsu yaitu PUASA.
Dalam hadist yang diriwayatkan
oleh Bukhari: 1761 dan Muslim: 1946, dari Abu Hurairah radhiallahu’anhu
berkata, Rasulullah Shallallahu’Alaihi Wasallam bersabda, "Allah
berfirman, ‘Semua amal anak Adam untuknya kecuali puasa. Ia untuk-Ku dan Aku
yang akan membalasnya". Untuk itu kita sebagai hamba-Nya yang diberi akal
untuk berpikir, mencoba menggali makna lebih luas tentang ibadah puasa yang telah
Allah khususkan ibadah ini, yang merupakan ibadah yang terlepas dari sikap riya’.
Manusia merupakan makhluk yang
tertinggi derajatnya, oleh karena itu manusia diutus oleh Allah
untuk menjadi
khalifah di muka bumi. Sebagai makhluk yang tertinggi yang membedakan antara
manusia dengan makhluk Allah yang lain adalah manusia dikaruniai oleh Allah
dengan akal sedangkan makhluk Allah yang lain tidak. Dengan akalnya ini manusia
berusaha sejauh mungkin untuk mengupas rahasia-rahasia alam karena alam semesta
ini diciptakan oleh Allah dan tak akan lepas dari tujuannya untuk memenuhi
kebutuhan makhluknya.
Inilah yang membuat orang mulai
berpikir untuk mencari hikmah dan manfaat yang terkandung dalam setiap perintah
maupun larangan Allah diantaranya adalah hikmah yang tersembunyi dari kewajiban
menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadhan yang diperintahkan oleh Allah khusus
kepada orang-orang yang beriman. Hal ini seperti disebutkan di dalam firman
Allah yaitu :
"Hai orang-orang beriman,
diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum
kamu agar kamu bertaqwa" (QS. Al Baqarah : 183)
PUASA DALAM PRESPEKTIF MEDIS
Dalam sepuluh tahun terakhir para
ahli kedokteran telah mengumpulkan data-data laboratorium medis kedokteran yang
menunjukkan bahwa puasa dapat membantu untuk mengobati sebagian penuaan dini.
Karena puasa tersebut menambah kinerja pemecahan hormon (FSH) dan hormon
latinah (LH) dan hormon prolaktin. Di sisi lain mendukung kinerja hormon
testosteron pria.
Nabi memotivasi para pemuda untuk
berpuasa, seraya bertujuan agar mereka menyibukkan diri dengan ibadah, sehingga
terhindar dari terlintasnya gerakan syahwat di dalam pikiran mereka. Dengan
berpuasa, akan memiliki kecenderungan peningkatan pengaturan terhadap kinerja
kelenjar di dalam tubuh.
Selama berpuasa seorang yang
beriman dilarang makan, minum dan menjaga
hawa nafsu sejak fajar sampai dengan
matahari terbenam. Di tahun 1437 Hijriyah ini, indonesia berpuasa sekitar 13 jam,
sedangkan di belahan bumi bagian utara, negara kawasan Rusia bisa berpuasa hingga mencapai 22 jam lamanya, dan yang
tercepat di kawasan negara Chili yang berpuasa hanya sekitar 9 jam lamanya. Ternyata
selain dari segi religi kita sudah dijanjikan pahala berlipat ganda, dari segi
medis pun menguntungkan. Berikut ini empat keuntungan secara fisik yang
didapatkan dari berpuasa:
1. Autolysis: yakni proses dimana tubuh harus memanfaatkan apa yang
ada di dalam tubuh itu sendiri sehubungan dengan kurangnya energi tambahan.
Autolysis ini memecah cadangan lemak yang ada dalam tubuh untuk menghasilkan
energi. Pada proses ini asam lemak bebas dilepaskan kedalam tubuh melalu aliran
darah, semakin sedikit kita makan, semakin banyak tubuh melakukan proses ini.
2. Detoxification: ini merupakan proses normal dalam tubuh untuk
mengeliminasi atau menetralisasi racun melalui Colon, Liver, Ginjal, Paru-paru,
dan Kulit. Proses ini dipresipitasi oleh puasa karena ketika makanan tidak lagi
masuk ke dalam tubuh, tubuh menggunakan lemak sebagai sumber energi. Lemak ini
terbentuk dari gula dan karbohidrat yang tidak terpakai untuk energi atau
pertumbuhan. Ketika lemak dijadikan energi selama puasa, ini mengeluarkan zat
kimia dari asam lemak ke sistem ekskresi. Memang zat-zat kimia tidak didapatkan
dari makanan, tapi diserap dari lingkungan sekitar. Nah, ketika berpuasa
inilah, zat-zat kimia tersebut dikeluarkan melalui lemak tadi yang digunakan
sebagai energi. Hasil penelitian menunjukkan, tes urine, feses dan keringat
mengandung DDT (zat kimia).
3. Proses penyembuhan (Healing Process): keuntungan lain dari
berpuasa adalah membantu proses penyembuhan. Proses penyembuhan selama berpuasa
ini di presipitasi oleh pencarian tubuh untuk sumber energi. Produksi protein untuk
penggantian dari sel-sel rusak (sintesis protein) terjadi lebih efisien karena
lebih sedikit kesalahan yang dibuat oleh kontrol genetik DNA/RNA yang mengatur
proses ini. Semakin tinggi efisiensi sintesis protein menghasilkan sel-sel,
jaringan dan organ yang semakin sehat. Hal ini yang menjadi alasan mengapa
hewan berhenti makan pada saat luka, dan mengapa manusia kehilangan nafsu makan
selama influenza.
4. Memperpanjang harapan hidup (Extended Life Expectancy): ini merupakan
bukti yang paling ilmiah untuk puasa adalah perasaan akan transformasi (Rejuvenation)
dan memperpanjang harapan hidup. Hal ini merupakan dampak dari hal-hal positif
yang sudah dibahas sebelumnya diatas. Tingkat metabolisme yang rendah, produksi
protein yang lebih efisien, pengembangan system immune, dan peningkatan
produksi hormone berkontribusi dalam keuntungan jangka panjang dari berpuasa.
Sebagai tambahan, Hormon pertumbuhan manusia lebih banyak dikeluarkan selama
berpuasa, hormon anti tua juga diproduksi lebih efisien.
Hmmm, masih banyak hal lain manfaat
ibadah puasa yang menjadi bagian dari proses kinerja sistem tubuh kita. Percayalah
yang kita lakukan ikhlas dengan setulus hati dan tanpa ada paksaan didalam hati
ketika beribadah, dikarenakan apabila kita menjalankan suatu ibadah dengan
adanya paksaan, kita tidak akan merasakan hasil atau dampak dari ibadah itu
sendiri. Ibadah bukan hanya semata-semata untuk Allah atau sekedar mendapatkan
pahala, tetapi ibadah bisa sebagai mediator dalam kesehatan bagi yang
menjalankannya.
Semoga kita selalu
diberi kekuatan dan semangat beribadah di bulan Ramadhan ini. In sya Allah kurang
lebih 14 hari lagi Ramadhan tersisa. Semoga menjadi ampunan dan hidayah juga
kekuatan bagi kita semua, insan yang beriman. Aamiin Yaa Robbal ‘Alamiin.
Sumber :
1. Al-Quran dan Sunnah
3. Buku “Panduan Puasa Ramadhan di Bawah Naungan Al-Quran dan
As-Sunnah”
Tebet, 17 Ramadhan 1437 H
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
komentar Anda sangat bermanfaat bagi kami